Sunday, March 17, 2013

BAB XII MASALAH, FOKUS, JUDUL, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF


KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Masalah, Fokus, Judul, dan teori dalam penelitian. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian.
 Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
 Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.


Bandung, Maret 2013
Penyusun



PEMBAHASAN

MASALAH, FOKUS, JUDUL, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF


A.     Masalah dalam Penelitian Kualitatif

Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah“ dalam penelitian kuantitatif dan “masalah“  dalam penelitian Kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif, “Masalah” yang akan di pecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian kualitatif “masalah” yang di bawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah“ dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara. Tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah“ yang di bawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang di bawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sanpai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang di bawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang telah di siapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup di sempurnakan. Yang ketiga “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga harus  “ganti” masalah. Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dengan judulnya diganti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
            Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai, merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena ia di pandang mampu melepaskan apa yang telah di pikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang di teliti. Kemungkinan masalah sebelum dan sesudah ke lapangan dalam penelitian kualitatif dapat di gambarkan sebagai berikut:


Masalah Sebelum                                                       Masalah setelah peneliti
Peneliti masuk Lapangan                                                       Masuk Lapangan
  




























Gambar 12.1 Kemunginan Masalah sebelum dan sesudah peneliti memasuki lapangan


Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah. Seperti telah di kemukakan bahwa, masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus di carikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian, sebaiknya masalah tersebut perlu di tunjukan dengan data. Misalnya ada masalah tentang kualitas SDM yang masih rendah, maka perlu di tunjukan data kualitas SDM tersebut, melelui Human Developmen Index misalnya. Masalah kemiskinan perlu di tunjukan data tentang jumkah penduduk yang miskin, masalah korupsi perlu di tunjukan jumlah koruptor,dsb.
Data tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pertanyaan orang-orang yang patut di percaya.

A.    Fokus Penelitian

Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifat tunggal dan parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menemukan variable-variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistic ( Menyeluruh tidak dapat di pisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (plase), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
            Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variable. Dengan demikien dalam penelitian kuantitatif ada yang di sebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Batasan masalah dan fokus dapat di gambarkan seperti gambar 10.1 a dan 10.1 b berikut.



Gambar : Penelitian Kuantitatif, membuat pembatasan masalah

Pembatasan dalam penelitian Kuantitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasibilitas masalah yang akan di pecahkan, selain juga faktor keterbarasan tenaga, dana dan waktu. Suatu masalah dikatakan penting apabila masalah tersebut tidak dipecahkan melalui penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah dikatakan urgen (mendesak) apabila masalah tersebut tidak segera di pecahkan melelui penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi. Masalah dikatakan feasible apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk menilai masalah tersebut penting, urgen, dan feasible,maka perlu dilakukan melalui analisa masalah.
            Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif  menentapkan fokus. Spradley menyatakan bahwa “A focused refer to single cultural domain or a few related domains” maksudnya adalah bahwa, fokus itu merupakan domain tunggal  atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan focus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan di peroleh dari situasi sosial (lapangan).




Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang di teliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif di peroleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang di sebut dengan penjelajahan umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memehami secara lebih luas dan mendalam, Maka di perlukan pemilihan fokus penelitian.
            Spradley dalam sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus yaitu :
1.      Menetapkan fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informan
2.      Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
3.      Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4.      Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.










0 comments:

Post a Comment