Sunday, March 17, 2013

LANJUTAN BAB XII MASALAH, FOKUS, JUDUL, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF 08.20 Materi Kuliah No comments



Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang di teliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif di peroleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang di sebut dengan penjelajahan umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memehami secara lebih luas dan mendalam, Maka di perlukan pemilihan fokus penelitian.
            Spradley dalam sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus yaitu :
1.      Menetapkan fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informan
2.      Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
3.      Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4.      Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.


A.    Bentuk Rumusan Masalah

Berdasarkan level of explanation, suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, Asosiatif dan Komparatif assosiatif.
1.      Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengekslorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan di teliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
2.      Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu di bandingkan dengan yang lain.
3.      Rumusan masalah assosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif di bagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Selanjutnya hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang di amati atau di temukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
4.      Rumusan masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan masalahyang memandu peneliti untuk menemukan perbandingan hubungan atau pengaruh situasi sosial sastu dengan situasi sosial yang lain pada tempat atau waktu yang berbeda.
Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait dengan variable penelitian, sehingga rumusan masalah peneleti sangat spesifik, dan akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan landasan teori, hipotesis, instrumen, dan teknik analisis data.
            Dalam peneletian kualitatif seperti yang teleh di kemukakan, rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau situasi sosial tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif mau pun kualitatif harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context). Peneliti yang meggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal penelitiannya, kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tantang aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan fokus penelitian sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini di sebut “emergent desingn” (Loncoln dan Guba, 1985:102).
            Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak di rumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variable penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks, intiraksi sosial yang terjadi, dan kemungkinan di temukan hipotesis atau teori baru.
            Berikut ini di berikan contoh rumusan masalah dalam proposal penelitian kualitatif tentang suatu peristiwa.
1.      Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau setting tertentu? (Rumusan masalah deskriptif)
2.      Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu?(rumusan masalah deskriptif)
3.      Apakah peristiwa itu di organisir dalam pola-pola organisasi social tertentu(rumusan masalah assosiatif/hubungan yang akan menemukan pola organisasi dari suatu kejadian )
4.      Apakah peristiwa itu di hubungkan dengan peristiwa lain dalam situasi social yang sama atau situasi social yang lain (rumusan masalah assosiatif)
5.      Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristuwa lain (rumusan masalah komperatif)
6.      Apakah peristiwa itu merupakan peristiwa yang baru, yang belum ada sebelumnya? (rumusan masalah komparatif)
7.      Apakah peristiwa itu berpengaruh lebih buruk terhadap iklim kerja organisasi bila dibandingkan peristiwa bulan yang lalu? (rumusan masalah komparatif-asosiatif)
Contoh 2 Rumusan masalah tentang kemiskinan
1.      Bagaimanakah gambaran rakyat miskin di situasi social atau setting tertentu? (rumusan masalah deskriptif)
2.      Apakah makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi dalam social tersebut? (rumusan masalah deskriptif)
3.      Bagaimana upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi kebutuhan sehari-hari?
4.      Bagaimanakah pola terbentuknya mereka menjadi miskin ? (rumusan masalah assosiatif reciprocal)
5.      Apakah pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga dengan yang lain berbeda? (masalah komperatif)
6.      Apakah pola baru yang menyebabkan rakyat menjadi miskin? (rumusan masalah assosiatif reciprocal)
7.      Apakah pola terbentuknya kemiskinan di desa A berbeda dengan desa B? (rumusan masalah komparatif-assosiatif reciprocal)

Contoh tiga Rumusan masalah tentang manajemen
1.      Apakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan makna manajemen (masalah deskriptif)
2.      Bagaimana iklim kerja atau suasana kerja pada kerja pada organisasi tersebut? (masalah deskriptif)
3.      Bagaimana pola perencanaan yang di gunakan dalam organisasi itu, baik perencanaan strategis maupun taktis/tahunan (masalah deskriptif)
4.      Bagaimanakah model penempatan orang-orang yang menduduki posisi dalam organisasi itu (masalah deskriptif)
5.      Bagaimanakah model koordinasi, kepemimpinan , dan supervise yang di jalankan dalam organisasi itu? (masalah assosaiatif)
6.      Bagaimanakah pola penyusunan anggaran pendapatan dan belanja organisasi itu? (masalah assosiatif)
7.      Bagaimanakah pola pengawasan dan pengendalian yang dilakukan dalam organisasi tersebut ? (masalah deskriptif)
8.      Apakah kinerja organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain tang sejenis (masalah komperetif)
9.      Apakah kemiskinan kepala desa di desa A lebih mampu meningkatkan partisipasi masyarakat bila dibandingkan dengan kepemimpinan di desa B? (rumusan masalah komparatif-asosiatif)

B.     Judul Penelitian Kualitatif

Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya di susun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan.Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan di teliti, judul penelitian kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan di teliti, teori yang di gunakan, instrument penelitian yang dikembangkan, teknik  analisis data, serta kesimpulan.
            Dalam penelitian kualitatif, karena masalahyang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara , dan bersifat (Menyeluruh),maka judul dalam penelitian kualitatif yang di rumuskan dal;am proposal juga masih bersifat sementara,dan akan berkembang setelah memasuki lapangan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau mungkin dig anti. Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah, berati peneliti belum mampu menjelajah secara mendalam terhadap situasi social yang di telitih sehingga belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap situasi social yang di teliti (situasi social= obyek yang di teliti).
           Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang di teliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi social secara luas dan mendalam,serta mengemukakan hipotesis dan teoti. Berikut ini di berikan beberapa contoh judul penelitian kualitatif.
1.   Pengembangkan model Perencanaan yang efektif, di eropa otonomi Daerah.
2.   Organisasi Pemerintahan yang Efektif dan Efesien pada Era Otonomi Daerah
3.   Membangun Iklim Kerja yang Kondusif.
4.   Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya.
5.   Pengembangan Sistem Pengawasan Efektif
6.   Makna Menjadi Pegawai Negri Sipil bagi Masyarakat
7.   Makna Pembangunan Bagi Masyarakat Miskin
8.   Pengembangan Body language yang menarik Bagi Konsumen Masyarakat Yogyakarta
9.   Strategi Hidup Masyarakat yang Tanah dan Rumahnya Tergusur
10.  Manajemen keluarga Petani dalam Menyekolahkan Anak-anaknya
11.  Model Belajar anak yang berprestasi
12.  Profil Guru yang Efektif Mendidik Anak
13.  Makna Upacara-upacara Tradisional Bagi Masyarakat Tertentu
14.  Pola Perkembangan Karir bagi  Orang-orang Sukses
15.  Makna Gotongroyong Bgi Masyarakat Modern
16.  Mengapa SDM masyarakat Indonesia Tidak Berkualitas?
17.  Mengapa Korupsi sulit Diberantas di Indonesia?
18.  Menelusuri Pola Supply and Demand Narkoba
19.  Makna Sakit Bagi Pasien
20.  Pola Manajemen Pedagang yang Di duga punya’Pesugihan”
21.  Pengembangan Model Pendidikan Berbasis Produksi
22.  Mengapa Para Pemimpin Indonesia Gagal Membangun Bangsa
23.  Mengadili Koruptir dengan Pendekatan Ilmiah
24.  Kesejahteraan Menurut Orang Miskin
25.  Model Pengembangan SDM Bngsa dalan Upaya Mencapai Keunggulan Komperatif

C.    Teori dalam penelitian Kualitatif

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang di gunakan harus sudah jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesi, dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
            Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal peneliti kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti mamasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori.
            Teori dalam penelitian kualitatif sering disebut teori lensa (lens theory) atau teori perspektif. Dalam hal ini Creswell (2009) menyatakan :
“Theoretical lens or perspective in qualitative research : provides an overall orienting lens that used to study question of gender class, and race (or other issues of marginalized group). This lens becomes n advocacy perspective that shapes the types of questions asked, informs how data are collected and analyzed, and provide a call for action or change”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikemukakan di sini bahwa, teori dalam penelitian kualitatif yang digunakan adalah teori lensa atau teori perspektif. Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat berbagai pertanyaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan data dan analisis data. Kalau dalam penelitian kualitatif teori berfungsi untuk memandu peneliti dalam bertanya, mengumpulkan data dan analisis data.
            Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel  yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh penelitian kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Peneliti kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua teori sehingga wawasannya akan manjadi lebih luas, dan dapat menjadi instrument penelitian yang baik. Teori bagi penelitian kualitatif akan berfungsi sebangai  bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun peneliti kulitatif dituntut untuk mengguasai teori yang luas dan mendalam, namun dalam menglaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu melaksanakan teori yang di miliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi. Peneliti kualitatif di tuntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang di alami, di rasakan, dan dipikirkan oleh partisipan/sumber data.
Oleh karena itu, peneliti kualitatif jauh lebih sulit dati penelitian kuantitatif, karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu menjadi “human instrument“ yang baik. Dalam hal ini Bong and Gall 1988 menyatakan bahwa “Qualitative research is much more difficult to do well than quantitative research because the data collected are usually subjective and the main measurement tool for collcting data is the investigator himself”. Peneliti kualitatif lebih sulit bili dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, karena data yang terkumpul bersifat subjektif dan instrument sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri.
  Untuk dapat menjadi instrument penelitian yang baik, peneliti kualitatif di tuntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait dengan konteks sosial yang di teliti yang berupa niai, budaya, keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial tersebut. Bili peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka peneliti akan sulit membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit memehami apa yang terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis secara induktif terhadap data yang di peroleh. Sebagai contoh seseorang peneliti bidang manajemen akan merasa sulit untuk mendapatkan data tentang kesehatan, karena untuk bertanya pada bidang kesehatan saja akan mengalami kesulitan. Demikian juga peneliti yang berlatar belakang pendidikan, akan sulit untuk bertanya dan memahami bidang antropologi.
Peneliti kualitatif di tuntut mampu mengorganisasikan semua teori yang di baca. Landasan teori yang di tuliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat sementara itu. Oleh karena itu landasan teori yang di kemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif justru di tuntut untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang di peroleh di lapangan atau situasi sosial.  

0 comments:

Post a Comment