Thursday, July 11, 2013
DOA NIAT PUASA RAMADHAN
YANG ARTINYA :
"SENGAJA SAYA BERPUASA ESOK HARI UNTUK MENUNAIKAN KEWAJIBAN RAMADHAN TAHUN INI KARENA ALLAH SEMATA"
Friday, June 14, 2013
Tuesday, March 26, 2013
SEBUAH SURAT UNTUK AYAH DAN IBU
1:36 AM
No comments
Ayah...Ibu...
Aku seorang anak yang engkau lahirkan atas kehendak-Nya
Semasa kecil aku tidak tahu apa-apa,
Bahkan bergerakpun aku masih sangat kesulitan
Kalian dengan sabar mengajarkan aku segala sesuatu
dari sesuatu yang kecil,
hingga suatu hal besar....
Kalian dengan sabar mendengar keluh kesahku
segala tangisanku....
maupun tawaku...
Saat ini aku sudah semakin besar
sudah mengerti segala sesuatu
Namun masih ada hal yang belum aku tahu,
Bagaimana aku membalas perlakuan terpuji kalian......
Aku hanya membantah apa yang kalian ucapkan,
setelah kalian mengajarkan suatu kebaikan
Aku hanya memikirkan bagaimana hidupku
agar lebih baik,
aku hanya sibuk dengan pekerjaanku,
tanpa memikirkan untuk duduk bersama kalian...
Disaat aku ingin sesuatu
kalian dengan sabar mendengarkan apa keinginanku
Ayah...Ibu....
Terus meneruslah memberikan perhatian kepadaku,
agar aku bisa menjadi lebih baik,
Terus meneruslah mengajarkan kebaikan kepadaku,
agar aku bisa mengerti kebaikan orang lain,
mungkin suatu saat nanti aku sangat merindukan kalian,
yang selalu memarahiku, yang selalu memberikan hal baik,
yang selalu memberikan kebahagiaan kepadaku,
maafkan aku atas kesalahan-kesalahanku...
mungkin aku menganggap tidak penting apa yang kalian ucapkan...
Bimbing dan doakan aku
agar menjadi anak yang berbakti,
dan mampu berbuat kebaikan seperti yang kalian ajarkan
aku akan selalu berdoa kepada Allah untuk kalian,
karena aku tak mampu membalas apa yang kalian berikan kepadaku.....
Ya Allah sayangilah mereka,
sebagaimana mereka menyayangiku
sewaktu kecil,
Aku akan berusaha membahagiakan kalian,
Selama hidupku........
Ayah...Ibu....
Maafkan aku....
Anakmu Tersayang,
Aku seorang anak yang engkau lahirkan atas kehendak-Nya
Semasa kecil aku tidak tahu apa-apa,
Bahkan bergerakpun aku masih sangat kesulitan
Kalian dengan sabar mengajarkan aku segala sesuatu
dari sesuatu yang kecil,
hingga suatu hal besar....
Kalian dengan sabar mendengar keluh kesahku
segala tangisanku....
maupun tawaku...
Saat ini aku sudah semakin besar
sudah mengerti segala sesuatu
Namun masih ada hal yang belum aku tahu,
Bagaimana aku membalas perlakuan terpuji kalian......
Aku hanya membantah apa yang kalian ucapkan,
setelah kalian mengajarkan suatu kebaikan
Aku hanya memikirkan bagaimana hidupku
agar lebih baik,
aku hanya sibuk dengan pekerjaanku,
tanpa memikirkan untuk duduk bersama kalian...
Disaat aku ingin sesuatu
kalian dengan sabar mendengarkan apa keinginanku
Ayah...Ibu....
Terus meneruslah memberikan perhatian kepadaku,
agar aku bisa menjadi lebih baik,
Terus meneruslah mengajarkan kebaikan kepadaku,
agar aku bisa mengerti kebaikan orang lain,
mungkin suatu saat nanti aku sangat merindukan kalian,
yang selalu memarahiku, yang selalu memberikan hal baik,
yang selalu memberikan kebahagiaan kepadaku,
maafkan aku atas kesalahan-kesalahanku...
mungkin aku menganggap tidak penting apa yang kalian ucapkan...
Bimbing dan doakan aku
agar menjadi anak yang berbakti,
dan mampu berbuat kebaikan seperti yang kalian ajarkan
aku akan selalu berdoa kepada Allah untuk kalian,
karena aku tak mampu membalas apa yang kalian berikan kepadaku.....
Ya Allah sayangilah mereka,
sebagaimana mereka menyayangiku
sewaktu kecil,
Aku akan berusaha membahagiakan kalian,
Selama hidupku........
Ayah...Ibu....
Maafkan aku....
Anakmu Tersayang,
Sunday, March 17, 2013
LANJUTAN BAB XII MASALAH, FOKUS, JUDUL, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF 08.20 Materi Kuliah No comments
Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya
untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi
juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial
yang di teliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif di peroleh
setelah peneliti melakukan grand tour
observation dan grand tour question atau yang di sebut dengan penjelajahan
umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum
menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat
memehami secara lebih luas dan mendalam, Maka di perlukan pemilihan fokus
penelitian.
Spradley dalam sanapiah faisal
(1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus yaitu :
1.
Menetapkan
fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informan
2.
Menetapkan
fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
3.
Menetapkan
fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4.
Menetapkan
fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.
A. Bentuk Rumusan Masalah
Berdasarkan level of explanation, suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga
bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, Asosiatif
dan Komparatif assosiatif.
1. Rumusan
masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengekslorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan di teliti secara
menyeluruh, luas dan mendalam.
2. Rumusan
masalah komperatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan antara konteks sosial atau domain satu di bandingkan dengan yang
lain.
3. Rumusan
masalah assosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu dengan
yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif di bagi menjadi tiga yaitu, hubungan
simetris, kausal dan reciprocal atau
interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya
bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Hubungan
kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Selanjutnya hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang di amati atau di
temukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal
atau interaktif.
4. Rumusan
masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan masalahyang memandu peneliti untuk
menemukan perbandingan hubungan atau pengaruh situasi sosial sastu dengan
situasi sosial yang lain pada tempat atau waktu yang berbeda.
Dalam
penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait dengan variable
penelitian, sehingga rumusan masalah peneleti sangat spesifik, dan akan
digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan landasan teori,
hipotesis, instrumen, dan teknik analisis data.
Dalam peneletian kualitatif seperti
yang teleh di kemukakan, rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau
situasi sosial tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif
mau pun kualitatif harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian
kualitatif di rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam
kaitannya dengan aspek-aspek lain (in
context). Peneliti yang meggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal
penelitiannya, kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tantang
aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan fokus
penelitian sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini di sebut “emergent desingn” (Loncoln dan Guba,
1985:102).
Dalam penelitian kualitatif,
pertanyaan penelitian tidak di rumuskan atas dasar definisi operasional dari
suatu variable penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan
maksud untuk memahami gejala yang kompleks, intiraksi sosial yang terjadi, dan
kemungkinan di temukan hipotesis atau teori baru.
Berikut ini di berikan contoh
rumusan masalah dalam proposal penelitian kualitatif tentang suatu peristiwa.
1. Apakah
peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau setting tertentu? (Rumusan
masalah deskriptif)
2. Apakah
makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu?(rumusan masalah
deskriptif)
3. Apakah
peristiwa itu di organisir dalam pola-pola organisasi social tertentu(rumusan
masalah assosiatif/hubungan yang akan menemukan pola organisasi dari suatu
kejadian )
4. Apakah
peristiwa itu di hubungkan dengan peristiwa lain dalam situasi social yang sama
atau situasi social yang lain (rumusan masalah assosiatif)
5. Apakah
peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristuwa lain (rumusan masalah
komperatif)
6. Apakah
peristiwa itu merupakan peristiwa yang baru, yang belum ada sebelumnya?
(rumusan masalah komparatif)
7. Apakah
peristiwa itu berpengaruh lebih buruk terhadap iklim kerja organisasi bila
dibandingkan peristiwa bulan yang lalu? (rumusan masalah komparatif-asosiatif)
Contoh 2 Rumusan masalah tentang
kemiskinan
1. Bagaimanakah
gambaran rakyat miskin di situasi social atau setting tertentu? (rumusan
masalah deskriptif)
2. Apakah
makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi dalam social tersebut? (rumusan
masalah deskriptif)
3. Bagaimana
upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi kebutuhan sehari-hari?
4. Bagaimanakah
pola terbentuknya mereka menjadi miskin ? (rumusan masalah assosiatif
reciprocal)
5. Apakah
pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga dengan yang lain berbeda?
(masalah komperatif)
6. Apakah
pola baru yang menyebabkan rakyat menjadi miskin? (rumusan masalah assosiatif
reciprocal)
7. Apakah
pola terbentuknya kemiskinan di desa A berbeda dengan desa B? (rumusan masalah
komparatif-assosiatif reciprocal)
Contoh tiga Rumusan masalah tentang
manajemen
1. Apakah
pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan makna
manajemen (masalah deskriptif)
2. Bagaimana
iklim kerja atau suasana kerja pada kerja pada organisasi tersebut? (masalah
deskriptif)
3. Bagaimana
pola perencanaan yang di gunakan dalam organisasi itu, baik perencanaan
strategis maupun taktis/tahunan (masalah deskriptif)
4. Bagaimanakah
model penempatan orang-orang yang menduduki posisi dalam organisasi itu
(masalah deskriptif)
5. Bagaimanakah
model koordinasi, kepemimpinan , dan supervise yang di jalankan dalam
organisasi itu? (masalah assosaiatif)
6. Bagaimanakah
pola penyusunan anggaran pendapatan dan belanja organisasi itu? (masalah
assosiatif)
7. Bagaimanakah
pola pengawasan dan pengendalian yang dilakukan dalam organisasi tersebut ?
(masalah deskriptif)
8. Apakah
kinerja organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain tang sejenis
(masalah komperetif)
9. Apakah
kemiskinan kepala desa di desa A lebih mampu meningkatkan partisipasi
masyarakat bila dibandingkan dengan kepemimpinan di desa B? (rumusan masalah
komparatif-asosiatif)
B. Judul Penelitian Kualitatif
Judul dalam penelitian
kualitatif pada umumnya di susun berdasarkan masalah yang telah
ditetapkan.Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan
mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan di teliti, judul penelitian
kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang
akan di teliti, teori yang di gunakan, instrument penelitian yang dikembangkan,
teknik analisis data, serta kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif, karena
masalahyang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara , dan bersifat
(Menyeluruh),maka judul dalam penelitian kualitatif yang di rumuskan dal;am
proposal juga masih bersifat sementara,dan akan berkembang setelah memasuki
lapangan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau
mungkin dig anti. Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah, berati
peneliti belum mampu menjelajah secara mendalam terhadap situasi social yang di
telitih sehingga belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam
terhadap situasi social yang di teliti (situasi social= obyek yang di teliti).
Judul
penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan
variabel yang di teliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena
dalam situasi social secara luas dan mendalam,serta mengemukakan hipotesis dan
teoti. Berikut ini di berikan beberapa contoh judul penelitian kualitatif.
1.
Pengembangkan model Perencanaan yang
efektif, di eropa otonomi Daerah.
2.
Organisasi Pemerintahan yang Efektif dan
Efesien pada Era Otonomi Daerah
3.
Membangun Iklim Kerja yang Kondusif.
4.
Pengembangan Kepemimpinan Berbasis
Budaya.
5.
Pengembangan Sistem Pengawasan Efektif
6.
Makna Menjadi Pegawai Negri Sipil bagi
Masyarakat
7.
Makna Pembangunan Bagi Masyarakat Miskin
8.
Pengembangan Body language yang menarik Bagi Konsumen Masyarakat Yogyakarta
9.
Strategi Hidup Masyarakat yang Tanah dan
Rumahnya Tergusur
10. Manajemen
keluarga Petani dalam Menyekolahkan Anak-anaknya
11. Model
Belajar anak yang berprestasi
12. Profil
Guru yang Efektif Mendidik Anak
13. Makna
Upacara-upacara Tradisional Bagi Masyarakat Tertentu
14. Pola
Perkembangan Karir bagi Orang-orang
Sukses
15. Makna
Gotongroyong Bgi Masyarakat Modern
16. Mengapa
SDM masyarakat Indonesia Tidak Berkualitas?
17. Mengapa
Korupsi sulit Diberantas di Indonesia?
18. Menelusuri
Pola Supply and Demand Narkoba
19. Makna
Sakit Bagi Pasien
20. Pola
Manajemen Pedagang yang Di duga punya’Pesugihan”
21. Pengembangan
Model Pendidikan Berbasis Produksi
22. Mengapa
Para Pemimpin Indonesia Gagal Membangun Bangsa
23. Mengadili
Koruptir dengan Pendekatan Ilmiah
24. Kesejahteraan
Menurut Orang Miskin
25. Model
Pengembangan SDM Bngsa dalan Upaya Mencapai Keunggulan Komperatif
C. Teori dalam penelitian Kualitatif
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh
karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif,
teori yang di gunakan harus sudah jelas, karena teori disini akan berfungsi
untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesi, dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian. Oleh
karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah
jelas teori apa yang akan dipakai.
Dalam penelitian kualitatif, karena
permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori
yang digunakan dalam penyusunan proposal peneliti kualitatif juga masih
bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti mamasuki lapangan atau
konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif
itu bersifat menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam penelitian
kualitatif bersifat menemukan teori.
Teori
dalam penelitian kualitatif sering disebut teori lensa (lens theory) atau teori perspektif. Dalam hal ini Creswell (2009)
menyatakan :
“Theoretical lens or perspective in qualitative
research : provides an overall orienting lens that used to study question of
gender class, and race (or other issues of marginalized group). This lens
becomes n advocacy perspective that shapes the types of questions asked, informs
how data are collected and analyzed, and provide a call for action or change”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikemukakan di
sini bahwa, teori dalam penelitian kualitatif yang digunakan adalah teori lensa
atau teori perspektif. Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat berbagai
pertanyaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan data dan analisis data.
Kalau dalam penelitian kualitatif teori berfungsi untuk memandu peneliti dalam
bertanya, mengumpulkan data dan analisis data.
Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan
jumlah variabel yang diteliti, sedangkan
dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik, jumlah teori yang harus
dimiliki oleh penelitian kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan
dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Peneliti kualitatif akan lebih
profesional kalau menguasai semua teori sehingga wawasannya akan manjadi lebih
luas, dan dapat menjadi instrument penelitian yang baik. Teori bagi penelitian
kualitatif akan berfungsi sebangai bekal
untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun
peneliti kulitatif dituntut untuk mengguasai teori yang luas dan mendalam,
namun dalam menglaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus
mampu melaksanakan teori yang di miliki tersebut dan tidak digunakan sebagai
panduan untuk wawancara, dan observasi. Peneliti kualitatif di tuntut dapat
menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dilakukan oleh
partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data
bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh
peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang
di alami, di rasakan, dan dipikirkan oleh partisipan/sumber data.
Oleh karena itu, peneliti
kualitatif jauh lebih sulit dati penelitian kuantitatif, karena peneliti
kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu menjadi “human instrument“ yang baik. Dalam hal
ini Bong and Gall 1988 menyatakan bahwa “Qualitative
research is much more difficult to do well than quantitative research because
the data collected are usually subjective and the main measurement tool for
collcting data is the investigator himself”. Peneliti kualitatif lebih
sulit bili dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, karena data yang
terkumpul bersifat subjektif dan instrument sebagai alat pengumpul data adalah
peneliti itu sendiri.
Untuk
dapat menjadi instrument penelitian yang baik, peneliti kualitatif di tuntut
untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait
dengan konteks sosial yang di teliti yang berupa niai, budaya, keyakinan, hukum,
adat istiadat yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial tersebut. Bili
peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka peneliti akan sulit membuka
pertanyaan kepada sumber data, sulit memehami apa yang terjadi, tidak akan
dapat melakukan analisis secara induktif terhadap data yang di peroleh. Sebagai
contoh seseorang peneliti bidang manajemen akan merasa sulit untuk mendapatkan
data tentang kesehatan, karena untuk bertanya pada bidang kesehatan saja akan
mengalami kesulitan. Demikian juga peneliti yang berlatar belakang pendidikan,
akan sulit untuk bertanya dan memahami bidang antropologi.
Peneliti kualitatif di tuntut mampu
mengorganisasikan semua teori yang di baca. Landasan teori yang di tuliskan
dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukan seberapa jauh
peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih
permasalahan tersebut bersifat sementara itu. Oleh karena itu landasan teori
yang di kemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara.
Peneliti kualitatif justru di tuntut untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang di
peroleh di lapangan atau situasi sosial.
BAB XII MASALAH, FOKUS, JUDUL, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Masalah, Fokus,
Judul, dan teori dalam penelitian. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Metode Penelitian.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Bandung, Maret 2013
Penyusun
PEMBAHASAN
MASALAH, FOKUS, JUDUL, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
A. Masalah dalam Penelitian Kualitatif
Setiap penelitian baik
penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun
terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah“ dalam penelitian kuantitatif
dan “masalah“ dalam penelitian
Kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif, “Masalah” yang akan di pecahkan
melalui penelitian harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah, tetapi
dalam penelitian kualitatif “masalah” yang di bawa oleh peneliti masih
remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah“
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara. Tentatif dan akan
berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam penelitian
kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah“ yang di bawa oleh
peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang di bawa oleh peneliti
tetap, sehingga sejak awal sanpai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul
proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang di
bawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau
memperdalam masalah yang telah di siapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak
perubahan, sehingga judul penelitian cukup di sempurnakan. Yang ketiga “masalah”
yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga
harus “ganti” masalah. Dengan demikian
judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dengan judulnya diganti.
Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan
administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif,
harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
Peneliti kualitatif yang merubah
masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian
atau setelah selesai, merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena ia
di pandang mampu melepaskan apa yang telah di pikirkan sebelumnya, dan selanjutnya
mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang
terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang di teliti. Kemungkinan masalah
sebelum dan sesudah ke lapangan dalam penelitian kualitatif dapat di gambarkan
sebagai berikut:
Masalah Sebelum Masalah
setelah peneliti
Peneliti masuk Lapangan Masuk
Lapangan
Gambar 12.1
Kemunginan Masalah sebelum dan sesudah peneliti memasuki lapangan
Terdapat perbedaan antara masalah dan
rumusan masalah. Seperti telah di kemukakan bahwa, masalah adalah merupakan
penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan
masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang
harus di carikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian,
sebaiknya masalah tersebut perlu di tunjukan dengan data. Misalnya ada masalah
tentang kualitas SDM yang masih rendah, maka perlu di tunjukan data kualitas
SDM tersebut, melelui Human Developmen
Index misalnya. Masalah kemiskinan perlu di tunjukan data tentang jumkah
penduduk yang miskin, masalah korupsi perlu di tunjukan jumlah koruptor,dsb.
Data tentang masalah bisa berasal dari
dokumentasi hasil penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan
pertanyaan orang-orang yang patut di percaya.
A. Fokus Penelitian
Salah
satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa gejala
dari suatu objek itu sifat tunggal dan parsial. Dengan demikian berdasarkan
gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menemukan variable-variabel yang
akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat
holistic ( Menyeluruh tidak dapat di pisah-pisahkan), sehingga peneliti
kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel
penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek
tempat (plase), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi
secara sinergis.
Karena terlalu luasnya masalah,
maka dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam
satu atau lebih variable. Dengan demikien dalam penelitian kuantitatif ada yang
di sebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut
dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Batasan
masalah dan fokus dapat di gambarkan seperti gambar 10.1 a dan 10.1 b berikut.
Gambar : Penelitian Kuantitatif, membuat pembatasan
masalah
Pembatasan dalam
penelitian Kuantitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasibilitas
masalah yang akan di pecahkan, selain juga faktor keterbarasan tenaga, dana dan
waktu. Suatu masalah dikatakan penting apabila masalah tersebut tidak dipecahkan
melalui penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah
dikatakan urgen (mendesak) apabila masalah tersebut tidak segera di pecahkan
melelui penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk
mengatasi. Masalah dikatakan feasible apabila terdapat berbagai sumber daya
untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk menilai masalah tersebut penting,
urgen, dan feasible,maka perlu dilakukan melalui analisa masalah.
Dalam mempertajam penelitian, peneliti
kualitatif menentapkan fokus. Spradley
menyatakan bahwa “A focused refer to
single cultural domain or a few related domains” maksudnya adalah bahwa, fokus
itu merupakan domain tunggal atau
beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif,
penentuan focus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi
yang akan di peroleh dari situasi sosial (lapangan).
Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya
untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi
juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial
yang di teliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif di peroleh
setelah peneliti melakukan grand tour
observation dan grand tour question atau yang di sebut dengan penjelajahan
umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum
menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat
memehami secara lebih luas dan mendalam, Maka di perlukan pemilihan fokus
penelitian.
Spradley dalam sanapiah faisal
(1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus yaitu :
1.
Menetapkan
fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informan
2.
Menetapkan
fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
3.
Menetapkan
fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4.
Menetapkan
fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.