gemel neser

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

gemel neser

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

gemel neser

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

gemel neser

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

gemel neser

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday, July 11, 2013

KULTUM RAMADHAN


DOA NIAT PUASA RAMADHAN


"NAWAITU SHAUMA GHADIN 'AN ADAA-I' FARDHI SYAHRI RAMADHAANA HAADIHIST SANATI LILLAHI TA'ALA"

YANG ARTINYA :
"SENGAJA SAYA BERPUASA ESOK HARI UNTUK MENUNAIKAN KEWAJIBAN RAMADHAN TAHUN INI KARENA ALLAH SEMATA"


Friday, June 14, 2013

Usulan Penelitian

Tuesday, March 26, 2013

SEBUAH SURAT UNTUK AYAH DAN IBU

Ayah...Ibu...
Aku seorang anak yang engkau lahirkan atas kehendak-Nya
Semasa kecil aku tidak tahu apa-apa,
Bahkan bergerakpun aku masih sangat kesulitan

Kalian dengan sabar mengajarkan aku segala sesuatu
dari sesuatu yang kecil,
hingga suatu hal besar....

Kalian dengan sabar mendengar keluh kesahku
segala tangisanku....
maupun tawaku...

Saat ini aku sudah semakin besar
sudah mengerti segala sesuatu
Namun masih ada hal yang belum aku tahu,
Bagaimana aku membalas perlakuan terpuji kalian......

Aku hanya membantah apa yang kalian ucapkan,
setelah kalian mengajarkan suatu kebaikan
Aku hanya memikirkan bagaimana hidupku
agar lebih baik,
aku hanya sibuk dengan pekerjaanku,
tanpa memikirkan untuk duduk bersama kalian...

Disaat aku ingin sesuatu
kalian dengan sabar mendengarkan apa keinginanku


Ayah...Ibu....
Terus meneruslah memberikan perhatian kepadaku,
agar aku bisa menjadi lebih baik,

Terus meneruslah mengajarkan kebaikan kepadaku,
agar aku bisa mengerti kebaikan orang lain,

mungkin suatu saat nanti aku sangat merindukan kalian,
yang selalu memarahiku, yang selalu memberikan hal baik,
yang selalu memberikan kebahagiaan kepadaku,
maafkan aku atas kesalahan-kesalahanku...
mungkin aku menganggap tidak penting apa yang kalian ucapkan...

Bimbing dan doakan aku
agar menjadi anak yang berbakti,
dan mampu berbuat kebaikan seperti yang kalian ajarkan
aku akan selalu berdoa kepada Allah untuk kalian,
karena aku tak mampu membalas apa yang kalian berikan kepadaku.....

Ya Allah sayangilah mereka,
sebagaimana mereka menyayangiku
sewaktu kecil,

Aku akan berusaha membahagiakan kalian,
Selama hidupku........

Ayah...Ibu....
Maafkan aku....


Anakmu Tersayang,

Sunday, March 17, 2013

LANJUTAN BAB XII MASALAH, FOKUS, JUDUL, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF 08.20 Materi Kuliah No comments



Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang di teliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif di peroleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang di sebut dengan penjelajahan umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memehami secara lebih luas dan mendalam, Maka di perlukan pemilihan fokus penelitian.
            Spradley dalam sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus yaitu :
1.      Menetapkan fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informan
2.      Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
3.      Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4.      Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.


A.    Bentuk Rumusan Masalah

Berdasarkan level of explanation, suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, Asosiatif dan Komparatif assosiatif.
1.      Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengekslorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan di teliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
2.      Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu di bandingkan dengan yang lain.
3.      Rumusan masalah assosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif di bagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Selanjutnya hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang di amati atau di temukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
4.      Rumusan masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan masalahyang memandu peneliti untuk menemukan perbandingan hubungan atau pengaruh situasi sosial sastu dengan situasi sosial yang lain pada tempat atau waktu yang berbeda.
Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait dengan variable penelitian, sehingga rumusan masalah peneleti sangat spesifik, dan akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan landasan teori, hipotesis, instrumen, dan teknik analisis data.
            Dalam peneletian kualitatif seperti yang teleh di kemukakan, rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau situasi sosial tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif mau pun kualitatif harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context). Peneliti yang meggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal penelitiannya, kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tantang aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan fokus penelitian sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini di sebut “emergent desingn” (Loncoln dan Guba, 1985:102).
            Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak di rumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variable penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks, intiraksi sosial yang terjadi, dan kemungkinan di temukan hipotesis atau teori baru.
            Berikut ini di berikan contoh rumusan masalah dalam proposal penelitian kualitatif tentang suatu peristiwa.
1.      Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau setting tertentu? (Rumusan masalah deskriptif)
2.      Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu?(rumusan masalah deskriptif)
3.      Apakah peristiwa itu di organisir dalam pola-pola organisasi social tertentu(rumusan masalah assosiatif/hubungan yang akan menemukan pola organisasi dari suatu kejadian )
4.      Apakah peristiwa itu di hubungkan dengan peristiwa lain dalam situasi social yang sama atau situasi social yang lain (rumusan masalah assosiatif)
5.      Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristuwa lain (rumusan masalah komperatif)
6.      Apakah peristiwa itu merupakan peristiwa yang baru, yang belum ada sebelumnya? (rumusan masalah komparatif)
7.      Apakah peristiwa itu berpengaruh lebih buruk terhadap iklim kerja organisasi bila dibandingkan peristiwa bulan yang lalu? (rumusan masalah komparatif-asosiatif)
Contoh 2 Rumusan masalah tentang kemiskinan
1.      Bagaimanakah gambaran rakyat miskin di situasi social atau setting tertentu? (rumusan masalah deskriptif)
2.      Apakah makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi dalam social tersebut? (rumusan masalah deskriptif)
3.      Bagaimana upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi kebutuhan sehari-hari?
4.      Bagaimanakah pola terbentuknya mereka menjadi miskin ? (rumusan masalah assosiatif reciprocal)
5.      Apakah pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga dengan yang lain berbeda? (masalah komperatif)
6.      Apakah pola baru yang menyebabkan rakyat menjadi miskin? (rumusan masalah assosiatif reciprocal)
7.      Apakah pola terbentuknya kemiskinan di desa A berbeda dengan desa B? (rumusan masalah komparatif-assosiatif reciprocal)

Contoh tiga Rumusan masalah tentang manajemen
1.      Apakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan makna manajemen (masalah deskriptif)
2.      Bagaimana iklim kerja atau suasana kerja pada kerja pada organisasi tersebut? (masalah deskriptif)
3.      Bagaimana pola perencanaan yang di gunakan dalam organisasi itu, baik perencanaan strategis maupun taktis/tahunan (masalah deskriptif)
4.      Bagaimanakah model penempatan orang-orang yang menduduki posisi dalam organisasi itu (masalah deskriptif)
5.      Bagaimanakah model koordinasi, kepemimpinan , dan supervise yang di jalankan dalam organisasi itu? (masalah assosaiatif)
6.      Bagaimanakah pola penyusunan anggaran pendapatan dan belanja organisasi itu? (masalah assosiatif)
7.      Bagaimanakah pola pengawasan dan pengendalian yang dilakukan dalam organisasi tersebut ? (masalah deskriptif)
8.      Apakah kinerja organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain tang sejenis (masalah komperetif)
9.      Apakah kemiskinan kepala desa di desa A lebih mampu meningkatkan partisipasi masyarakat bila dibandingkan dengan kepemimpinan di desa B? (rumusan masalah komparatif-asosiatif)

B.     Judul Penelitian Kualitatif

Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya di susun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan.Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan di teliti, judul penelitian kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan di teliti, teori yang di gunakan, instrument penelitian yang dikembangkan, teknik  analisis data, serta kesimpulan.
            Dalam penelitian kualitatif, karena masalahyang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara , dan bersifat (Menyeluruh),maka judul dalam penelitian kualitatif yang di rumuskan dal;am proposal juga masih bersifat sementara,dan akan berkembang setelah memasuki lapangan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau mungkin dig anti. Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah, berati peneliti belum mampu menjelajah secara mendalam terhadap situasi social yang di telitih sehingga belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap situasi social yang di teliti (situasi social= obyek yang di teliti).
           Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang di teliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi social secara luas dan mendalam,serta mengemukakan hipotesis dan teoti. Berikut ini di berikan beberapa contoh judul penelitian kualitatif.
1.   Pengembangkan model Perencanaan yang efektif, di eropa otonomi Daerah.
2.   Organisasi Pemerintahan yang Efektif dan Efesien pada Era Otonomi Daerah
3.   Membangun Iklim Kerja yang Kondusif.
4.   Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya.
5.   Pengembangan Sistem Pengawasan Efektif
6.   Makna Menjadi Pegawai Negri Sipil bagi Masyarakat
7.   Makna Pembangunan Bagi Masyarakat Miskin
8.   Pengembangan Body language yang menarik Bagi Konsumen Masyarakat Yogyakarta
9.   Strategi Hidup Masyarakat yang Tanah dan Rumahnya Tergusur
10.  Manajemen keluarga Petani dalam Menyekolahkan Anak-anaknya
11.  Model Belajar anak yang berprestasi
12.  Profil Guru yang Efektif Mendidik Anak
13.  Makna Upacara-upacara Tradisional Bagi Masyarakat Tertentu
14.  Pola Perkembangan Karir bagi  Orang-orang Sukses
15.  Makna Gotongroyong Bgi Masyarakat Modern
16.  Mengapa SDM masyarakat Indonesia Tidak Berkualitas?
17.  Mengapa Korupsi sulit Diberantas di Indonesia?
18.  Menelusuri Pola Supply and Demand Narkoba
19.  Makna Sakit Bagi Pasien
20.  Pola Manajemen Pedagang yang Di duga punya’Pesugihan”
21.  Pengembangan Model Pendidikan Berbasis Produksi
22.  Mengapa Para Pemimpin Indonesia Gagal Membangun Bangsa
23.  Mengadili Koruptir dengan Pendekatan Ilmiah
24.  Kesejahteraan Menurut Orang Miskin
25.  Model Pengembangan SDM Bngsa dalan Upaya Mencapai Keunggulan Komperatif

C.    Teori dalam penelitian Kualitatif

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang di gunakan harus sudah jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesi, dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
            Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal peneliti kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti mamasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori.
            Teori dalam penelitian kualitatif sering disebut teori lensa (lens theory) atau teori perspektif. Dalam hal ini Creswell (2009) menyatakan :
“Theoretical lens or perspective in qualitative research : provides an overall orienting lens that used to study question of gender class, and race (or other issues of marginalized group). This lens becomes n advocacy perspective that shapes the types of questions asked, informs how data are collected and analyzed, and provide a call for action or change”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikemukakan di sini bahwa, teori dalam penelitian kualitatif yang digunakan adalah teori lensa atau teori perspektif. Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat berbagai pertanyaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan data dan analisis data. Kalau dalam penelitian kualitatif teori berfungsi untuk memandu peneliti dalam bertanya, mengumpulkan data dan analisis data.
            Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel  yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh penelitian kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Peneliti kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua teori sehingga wawasannya akan manjadi lebih luas, dan dapat menjadi instrument penelitian yang baik. Teori bagi penelitian kualitatif akan berfungsi sebangai  bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun peneliti kulitatif dituntut untuk mengguasai teori yang luas dan mendalam, namun dalam menglaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu melaksanakan teori yang di miliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi. Peneliti kualitatif di tuntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang di alami, di rasakan, dan dipikirkan oleh partisipan/sumber data.
Oleh karena itu, peneliti kualitatif jauh lebih sulit dati penelitian kuantitatif, karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu menjadi “human instrument“ yang baik. Dalam hal ini Bong and Gall 1988 menyatakan bahwa “Qualitative research is much more difficult to do well than quantitative research because the data collected are usually subjective and the main measurement tool for collcting data is the investigator himself”. Peneliti kualitatif lebih sulit bili dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, karena data yang terkumpul bersifat subjektif dan instrument sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri.
  Untuk dapat menjadi instrument penelitian yang baik, peneliti kualitatif di tuntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait dengan konteks sosial yang di teliti yang berupa niai, budaya, keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial tersebut. Bili peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka peneliti akan sulit membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit memehami apa yang terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis secara induktif terhadap data yang di peroleh. Sebagai contoh seseorang peneliti bidang manajemen akan merasa sulit untuk mendapatkan data tentang kesehatan, karena untuk bertanya pada bidang kesehatan saja akan mengalami kesulitan. Demikian juga peneliti yang berlatar belakang pendidikan, akan sulit untuk bertanya dan memahami bidang antropologi.
Peneliti kualitatif di tuntut mampu mengorganisasikan semua teori yang di baca. Landasan teori yang di tuliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat sementara itu. Oleh karena itu landasan teori yang di kemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif justru di tuntut untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang di peroleh di lapangan atau situasi sosial.  

BAB XII MASALAH, FOKUS, JUDUL, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF


KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Masalah, Fokus, Judul, dan teori dalam penelitian. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian.
 Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
 Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.


Bandung, Maret 2013
Penyusun



PEMBAHASAN

MASALAH, FOKUS, JUDUL, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF


A.     Masalah dalam Penelitian Kualitatif

Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah“ dalam penelitian kuantitatif dan “masalah“  dalam penelitian Kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif, “Masalah” yang akan di pecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian kualitatif “masalah” yang di bawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah“ dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara. Tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah“ yang di bawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang di bawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sanpai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang di bawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang telah di siapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup di sempurnakan. Yang ketiga “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga harus  “ganti” masalah. Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dengan judulnya diganti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
            Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai, merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena ia di pandang mampu melepaskan apa yang telah di pikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang di teliti. Kemungkinan masalah sebelum dan sesudah ke lapangan dalam penelitian kualitatif dapat di gambarkan sebagai berikut:


Masalah Sebelum                                                       Masalah setelah peneliti
Peneliti masuk Lapangan                                                       Masuk Lapangan
  




























Gambar 12.1 Kemunginan Masalah sebelum dan sesudah peneliti memasuki lapangan


Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah. Seperti telah di kemukakan bahwa, masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus di carikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian, sebaiknya masalah tersebut perlu di tunjukan dengan data. Misalnya ada masalah tentang kualitas SDM yang masih rendah, maka perlu di tunjukan data kualitas SDM tersebut, melelui Human Developmen Index misalnya. Masalah kemiskinan perlu di tunjukan data tentang jumkah penduduk yang miskin, masalah korupsi perlu di tunjukan jumlah koruptor,dsb.
Data tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pertanyaan orang-orang yang patut di percaya.

A.    Fokus Penelitian

Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifat tunggal dan parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menemukan variable-variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistic ( Menyeluruh tidak dapat di pisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (plase), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
            Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variable. Dengan demikien dalam penelitian kuantitatif ada yang di sebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Batasan masalah dan fokus dapat di gambarkan seperti gambar 10.1 a dan 10.1 b berikut.



Gambar : Penelitian Kuantitatif, membuat pembatasan masalah

Pembatasan dalam penelitian Kuantitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasibilitas masalah yang akan di pecahkan, selain juga faktor keterbarasan tenaga, dana dan waktu. Suatu masalah dikatakan penting apabila masalah tersebut tidak dipecahkan melalui penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah dikatakan urgen (mendesak) apabila masalah tersebut tidak segera di pecahkan melelui penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi. Masalah dikatakan feasible apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk menilai masalah tersebut penting, urgen, dan feasible,maka perlu dilakukan melalui analisa masalah.
            Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif  menentapkan fokus. Spradley menyatakan bahwa “A focused refer to single cultural domain or a few related domains” maksudnya adalah bahwa, fokus itu merupakan domain tunggal  atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan focus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan di peroleh dari situasi sosial (lapangan).




Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang di teliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif di peroleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang di sebut dengan penjelajahan umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memehami secara lebih luas dan mendalam, Maka di perlukan pemilihan fokus penelitian.
            Spradley dalam sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus yaitu :
1.      Menetapkan fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informan
2.      Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
3.      Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4.      Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.